Konsep Kekinian
HOME HOME
SITEMAP SITEMAP
ABOUT ME ABOUT ME
CONTACT US CONTACT US

A.    HUKUM COULOMB
Besar gaya tolak menolak / Tarik – menarik antara dua buah muatan berbanding lurus dengan besar kedua muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antar muatan.

Muatan yang sejenis akan menimbulkan gaya tarik-menarik, sedangkan untuk muatan yang tidak sejenis akan menimbulkan gaya tolak-menolak.
B.     MEDAN LISTRIK
Medan listrik merupakan lingkupan daerah yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik akibat adanya muatan listrik. Besarnya medan listrik, didefinisikan melalui persamaan matematis berikut.


Muatan positif mempunyai arah garis gaya keluar / menjauhi pusat muatannya, sedangkan muatan negative mempunyai arah garis gaya masuk ke pusat muatannya.
C.     POTENSIAL LISTRIK
Potensial listrik biasa juga disebut dengan tegangan listrik (voltage) didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan oleh suatu muatan positif sebesar 1 coulomb dari suatu titik ke titik lainnya.

D.    ENERGI LISTRIK & ENERGI POTENSIAL LISTRIK
Energi listrik merupakan besarnya energy yang tercipta akibat adanya arus listrik yang melewati suatu beban/hambatan.




            Keterangan :
            W        = Energi Listrik (J)
            I           = Kuat arus (A)
            R         = Hambatan (Ohm)
            V         = Tegangan (volt)
Energi potensial listrik merupakan besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya coloumb untuk memindahkan  muatan listrik sebesar q dari satu titik ke titik lainnya.




Catatan : nilai “k” merupakan suatu tetapan yang besarnya yaitu :




BAB V GELOMBANG BUNYI
A.    CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI PADA SETIAP MEDIUM
1.      Padat

2.      Cair

3.      Gas

Keterangan :
E = modulus elastisitas zat
B = modulus Bulk
P = tekanan gas
ρ = massa jenis masing-masing zat
γ = konstanta laplace
B.     EFEK DOPPLER
Efek doppler merupakan perubahan frekuensi bunyi yang dirasakan oleh pengamat sebagai akibat dari pergerakan sumber bunyi ataupun pergerakan pengamat itu sendiri.


Keterangan :
fp = frekuensi yang terdengar pengamat
fs = frekuensi sumber bunyi
v = kecepatan udara
vp = kecepatan gerak pengamat
vs = kecepatan gerak sumber bunyi
Jika pengamat bergerak mendekati sumber bunyi, maka vp bernilai positif.
Jika pengamat bergerak menjauhi sumber bunyi, maka vp bernilai negatif.
Jika sumber bunyi bergerak mendekati pengamat, maka vs bernilai negatif.
Jika sumber bunyi bergerak menjauhi pengamat, maka vs bernilai positif.
C.     PELAYANGAN
Pelayangan merupakan fenomena yang terjadi ketika ada dua sumber bunyi dengan dua frekuensi yang berbeda berada pada suatu tempat sehingga kedua frekuensi tersebut saling berinterferensi.


D.    INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS BUNYI
Intensitas bunyi dapat didefinisikan sebagai daya bunyi yang dipindahkan tiap satuan luas.



Keterangan :
I = Intensitas bunyi (W/m2)
P = Daya (W)
A = Luas Permukaan (A)
Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang.


Untuk n buah sumber bunyi identic, maka taraf intensitasnya menjadi :


Jika bunyi tersebut di dengar dari dua titik yang berbeda, maka besar taraf intensitas bunyi pada titik kedua adalah :





BAB IV GELOMBANG CAHAYA (OPTIKA FISIS)
A.    DIFRAKSI
Difraksi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan respon cahaya dengan sinar yang melengkung mengitari halangan kecil pada arah rambatnya, dan radiasi gelombang yang menyebar keluar dari sebuah rana/celah kecil.
1.      Difraksi Celah Tunggal




Keterangan :
d = lebar celah
y = jarak pita gelap ke – m(1, 2 , 3,…) dari pusat
L = jarak celah ke layar
θ = sudut simpang cahaya
2.      Kisi Difraksi


Keterangan :
d = jarak antar kisi = tetapan kisi
n = terang ke - 1, 2, 3, …..
N = banyaknya kisi tiap satuan panjang
θ = sudut simpang cahaya

B.     INTERVERENSI CELAH GANDA
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah atau tempat. Interferensi dapat bersifat instruktif (membangun) dan destruktif (merusak). Interferensi bersifat instruktif jika beda fase kedua gelombang sama dengan nol, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Sedangkan gelombang bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.
1.      Garis Terang




Keterangan :
d = jarak antar celah
y = jarak pita terang ke – n(1, 2 , 3,…) dari pusat
L = jarak celah ke layar
θ = sudut simpang cahaya
2.      Garis Gelap



Keterangan :
d = jarak antar celah
y = jarak pita gelap ke – n(1, 2 , 3,…) dari pusat
L = jarak celah ke layar
θ = sudut simpang cahaya
C.     DISPERSI
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan cahaya.

Φ = δ- δ= (nu – nm) β
Keterangan:
Φ = sudut dispersi
nu = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
δdeviasi sinar ungu
δm = deviasi sinar merah

author
Jaya Wikrama
...dare to learn, dare to try...
berani mencoba adalah awal dari suatu kesuksesan. berhasil?? gagal??? apapun hasilnya itu adalah gurunya kehidupan